Malaikat Pencatat Amal Buruk Yaitu

Malaikat Pencatat Amal Buruk Yaitu

Perilaku yang menunjukkan iman kepada malaikat Raqib dan Atid

Sebagai seorang muslim, sudah sepatutnya Mama senantiasa mengimani para malaikat Allah, termasuk Raqib dan Atid, malaikat pencatat amal. Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah ayat 285 berfirman,

اٰمَنَ الرَّسُوۡلُ بِمَاۤ اُنۡزِلَ اِلَيۡهِ مِنۡ رَّبِّهٖ وَ الۡمُؤۡمِنُوۡنَ‌ؕ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰٓٮِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ ۚ لَا نُفَرِّقُ بَيۡنَ اَحَدٍ مِّنۡ رُّسُلِهٖ‌ ۚ وَقَالُوۡا سَمِعۡنَا وَاَطَعۡنَا‌ ۖ غُفۡرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيۡكَ الۡمَصِيۡرُ

"āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami'nā wa aṭa'nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr."

Artinya: "Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Alquran) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), 'Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.' Dan mereka berkata, 'Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali'" (QS. Al-Baqarah, [1]:285).

Maka dari itu, seorang muslim wajib untuk menunjukkan sikap berimannya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa contoh perilaku beriman kepada malaikat Raqib dan Atid adalah:

Bukan hanya sebagai malaikat pencatat amal, tapi juga meluruskan

Raqib dan Atid memang dikenal sebagai malaikat pencatat amal. Akan tetapi, tugas mereka bukanlah itu saja. Quraish Shihab menjelaskan bahwa mereka juga bertugas membantu meluruskan manusia.

Jadi ketika Mama hendak melakukan perbuatan dosa, seolah ada suara kecil dalam diri yang mencoba untuk menghentikan perbuatan tersebut. Nah, menurut Quraish, itu merupakan dorongan Allah yang disampaikan melalui perantara malaikat.

“Ada malaikat yang mengukuhkan hati manusia. Misalnya, ada sesuatu di hadapan kita, barang bukan milik kita, di dalam hati ada keinginan untuk ambil tapi ada larangan jangan ambil. Kalau ada yang berbisik jangan ambil, itu malaikat yang memelihara kita. Sedangkan kalau ada yang berbisik ambil itu setan,” jelasnya.

Hal ini juga disebutkan dalam Surah Ibrahim ayat 27 di mana Allah akan meneguhkan hati hamba-hamba-Nya yang beriman:

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ ࣖ "Yuṡabbitullāhullażīna āmanụ bil-qauliṡ-ṡābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, wa yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn, wa yaf'alullāhu mā yasyā`."

Artinya: “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki” (QS. Ibrahim, [13]:52).

Itulah alasannya mengapa malaikat tidak langsung mencatat amalan buruk manusia. Hal ini karena Allah yang Maha Pemaaf masih memberikan kesempatan kepada manusia yang memang ingin bertaubat.

Namun, hal ini tidak untuk amalan baik. Malaikat akan langsung menuliskannya meskipun itu hanyalah sebuah niat untuk berbuat baik/beribadah.

Penciptaan Malaikat

Tentang malaikat, dalam Al-Quran tidak diterangkan secara jelas bagaimana proses penciptaan malaikat itu terjadi, namun dalam hadis Nabi diceritakan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya.

Tidak diketahui secara jelas bagaimana proses itu terjadi dan dari jenis cahaya apa yang mereka diciptakan, yang dapat diketahui hanyalah bahwa malaikat diciptakan terlebih dahulu sebelum Allah menciptakan manusia.

Urgensi Penciptaan Malaikat

Dalil Al-Quran tentang Malaikat Pencatat Amal

Dalil mengenai malaikat pencatat amal baik dan buruk diterangkan dalam firman Allah surat Al Infithar ayat 10-12:

وَاِنَّ عَلَيْكُمْ لَحٰفِظِيْنَۙ,كِرَامًا كَاتِبِيْنَۙ,يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ

Artinya: "Dan sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (perbuatanmu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Melalui ayat ini ditegaskan bahwa setiap perbuatan tidak akan luput dari catatan. Semua catatan ini akan ditunjukkan di Hari Kiamat tanpa celah sedikitpun.

Ibadah para malaikat

Pada dasarnya diciptakannya malaikat oleh Allah SWT sama halnya dengan manusia dan jin, yaitu untuk beribadah kepada Allah. Apabila para malaikat beribadah dengan menjalankan perintah Allah secara terus-menerus dan tidak ada unsur pembangkangan maka manusia dan jin dapat melakukan kesalahan dalam beribadah.

Para malaikat yang tidak pernah bosan-bosannya untuk bertasbih siang dan malam, mengindikasikan bahwa bertasbihnya malaikat merupakan bentuk ketaatan dan kepatuhan dalam melaksanakan perintah Allah tanpa adanya sedikit perkembangan.

Tugas Malaikat Raqib dan Malaikat Atid

Secara lebih rinci, kita akan membahas tugas malaikat pencatat amal. Malaikat pencatat amal baik dan buruk bernama malaikat Raqib dan malaikat Atid. Malaikat Raqib ialah malaikat pencatat amal baik yang berada di pundak kanan kita, sedangkan malaikat Atid ialah malaikat pencatat amal buruk yang berada di pundak kiri kita.

Kedua malaikat ini selalu menyertai kemanapun kita pergi. Malaikat Raqib dan malaikat Atid selalu mengawasi manusia dan hadir di mana pun manusia berada. Maka malaikat Raqib dan malaikat Atid ini ada banyak jumlahnya, sebanyak manusia yang ada di dunia ini.

Malaikat Raqib dan Atid selalu mendampingi manusia dan dalam menjalankan tugasnya kedua malaikat ini menggunakan qorinnya yang ditempatkan ke setiap manusia.

Malaikat Raqib bertugas mencatat segala amal kebaikan manusia, sedangkan malaikat Atid bertugas mencatat semua amal perbuatan jahat manusia. Malaikat Raqib selalu berdampingan dengan Malaikat Atid dalam menjalankan tugasnya.

Malaikat Raqib dan Atid sangat jujur dan tidak pernah bermaksiat kepada Allah SWT, mereka mencatat dengan sangat hati-hati sehingga tidak ada satu pun amalan naik dan buruk yang lolos dari catatannya. Mereka tidak ditugaskan untuk menjatuhkan vonis kepada umat manusia, melainkan mencatat saja. Semua keputusan dikembalikan lagi kepada Allah SWT.

Contohnya, ketika kita melakukan sebuah kebaikan meskipun kecil, bahkan baru niat melakukan kebaikan saja, maka malaikat Raqib akan mencatatnya sebagai amal. Apabila kita menolong teman kita yang sedang kesulitan, menolong korban bencana, puasa sunah Senin-Kamis, sholat wajib dan sholat sunah, serta segala amalan baik lainnya meskipun hanya menyingkirkan duri dari jalan.

Namun, apabila kita beramal buruk, seperti mencuri, berbohong, sombong, meninggalkan sholat dan lain-lain, maka amalan buruk kita akan dicatat oleh malaikat Atid. Perbedaannya, apabila baru niat dan belum melakukan, maka malaikat Atid tidak akan mencatatnya.

Oleh karena itu, apapun perbuatan yang kita kerjakan ingatlah bahwa akan ada dua malaikat yang selalu mengawasi serta hadir untuk mencatat perbuatan kita sebagai manusia. Amal-amalan yang dicatat ini kelak akan dihitung, ditampakkan, dan ditimbang pada hari kiamat. Tidak hanya perbuatan yang akan dicatat amalnya, namun setiap perkataan yang kita keluarkan dan kita lakukan juga akan dicatat oleh malaikat yang mengawasi/malaikat Raqib dan malaikat yang hadir/malaikat Atid.

Tidak ada salahnya untuk melakukan sebuah kebaikan meskipun tidak ada yang melihat dan takutlah berbuat sebuah keburukan dalam senyap. Karena kita sebagai manusia tidak sendiri, ada dua malaikat yang akan terus mengawasi dan hadir mencatat amal-amal kebaikan maupun amal-amal keburukan.

Kemampuan dan Sifat Malaikat

Malaikat yang diabadikan dalam Al-Quran menunjukkan bahwa setiap malaikat mempunyai posisi dan kedudukan masing-masing. Posisi dan kedudukan tersebut bertingkat-tingkat sesuai dengan tugas dan tanggung jawab malaikat. Demikian juga dengan kekuatan yang dimiliki setiap masing-masing, kekuatan tersebut diposisikan dalam satu kedudukannya di sisi Allah, mereka mempunyai posisi yang berbeda-beda.

Selain itu, dalam Al-Qur’an juga dinyatakan adanya dua kemampuan secara umum yang dimiliki oleh masing-masing malaikat. Kemampuan secara fisik merupakan kemampuan yang berada di luar substansi malaikat dan hanya berkaitan dengan masalah potensi-potensi malaikat yang bersifat personal.

Kemampuan lain yang dimiliki adalah kemampuan untuk berpindah dan bergerak secara cepat. Kemampuan ini tidak dapat dipastikan dengan satu hitungan waktu. Bahkan, kecepatan gerak malaikat tidak dapat diukur dengan teknologi canggih sekalipun. Manusia dalam hal ini hanya dapat memprediksikan kecepatan malaikat melalui hitungan waktu yang ada di dunia.

Orang hanya mengetahui bahwa karena malaikat adalah makhluk yang tercipta dari cahaya maka logikanya kecepatan malaikat dihitung dengan kecepatan cahaya. Sedangkan kemampuan malaikat yang bersifat non fisik yaitu suatu kemampuan atau sifat malaikat yang penting, kemampuan ini berkaitan dengan substansi fungsional malaikat.

Fungsi dan Tugas Malaikat

Allah menciptakan malaikat sebagai makhluk yang terbanyak, tidak ada makhluk yang dapat mengetahui jumlah malaikat sekalipun malaikat itu sendiri kecuali Allah sebagai penciptanya. Maka untuk mengetahuinya sebagai bentuk keimanan bagi setia muslim, Islam memberikan suatu nama dan tugas bagi masing-masing mereka yang mewakili dari sekian banyak malaikat dengan jumlah malaikat yang wajib diimani.

Malaikat-malaikat tersebut secara fungsional mewakili seluruh malaikat yang ada dan berkaitan langsung dengan eksistensi alam pada umumnya dan manusia pada khususnya.

Malaikat Jibril merupakan malaikat atau duta-Nya yang terpercaya. Jibril sebagai agen wahyu Allah dan utusan yang paling dipercaya serta mempunyai kedudukan tinggi. Dengan demikian, semenjak diutusnya nabi pertama sampai nabi terakhir proses pemberian wahyu selalu melewati malaikat Jibril.

Malaikat jibril adalah penghulu para malaikat, ia pemimpin bagi seluruh malaikat dan ia malaikat Allah yang agung dan paling kuat,  yang sangat ditaati dalam alam malaikat. Malaikat Jibril bertugas untuk memelihara api serta mematangkan buah-buahan, dan sebagai penguasa angin serta bala tentaranya.

Malaikat Mikail bertugas mengatur serta menguasai tetesan air hujan dan sesuatu yang disebabkan dari tetesan air seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, manusia, dan ekosistem lain. Memang benar bahwa dari air tersebut muncul sebuah kehidupan dan dari kehidupan tersebut maka malaikat Mikail bertindak sebagai malaikat yang mengatur rezekinya.

Malaikat Israfil bertugas sebagai peniup sangkakala sebanyak dua kali. Tiupan pertama untuk mematikan semua makhluk baik di langit maupun di bumi, sedangkan tiupan kedua  untuk menghidupkan kembali semua makhluk.

Sangkakala merupakan alat yang ditiup oleh malaikat Israfil menyerupai terompet kelak menjelang dimulainya kehidupan baru, yaitu awal dimulainya kehidupan akhirat.

Malaikat Izrail bertugas untuk menentukan masa berakhirnya sesuatu yang ada di dunia ini, baik di langit maupun di bumi. Pencabutan nyawa orang mu’min dengan lemah lembut sebagaimana kebalikan dari kondisi orang-orang kafir.

Malaikat penjaga disebut juga al-mu’aqqibat. Bertugas menjaga manusia di saat siang dan malam, di saat manusia diam dan bergerak, dan di segala kondisi manusia. Mereka menjaga manusia dari depan maupun belakang, dari binatang buas serta dari gangguan jin dan setan.

Allah mengutus para malaikat penjaga kepada manusia sebagai bentuk sifat rahman Allah kepada manusia. Sifat rahman tersebut merupakan sifat yang diberikan kepada setiap manusia tanpa membedakan muslim atau tidak.  Tidak ada seorangpun yang dapat menjaga manusia setiap saat, baik di waktu malam maupun siang dalam kondisi apapun, kecuali hanya Allah SWT.

Dalam Islam, malaikat Ridwan dikenal sebagai malaikat yang ramah dan lemah lembut serta mempunyai kasih sayang yang tinggi. Ia bertugas mengurus surga yang luasnya antara langit dan bumi, kemudian melayani orang-orang yang masuk ke dalamnya. Ia juga mempunyai pembantu-pembantu dalam tugasnya.

Malaikat penjaga surga selalu mengucapkan salam kepada orang-orang yang masuk ke dalamnya sebagai tanda penghormatan bagi mereka yang telah bersabar menghadapi semua ujian dan cobaan ketika hidup di dunia.

Malaikat Malik bertugas menjaga neraka, ia juga mempunyai pembantu-pembantu dalam menjaga para penghuni neraka. Penjaga tersebut ada sembilan belas malaikat penjaga, namun tidak dijelaskan secara konkrit penafsiran angka sembilan belas tersebut, apakah angka yang mempunyai arti tidak terbatas, sehingga penafsiran sembilan belas malaikat  mempunyai jumlah yang tak terbatas bagi para penjaga neraka.

Malaikat Raqib dan Malaikat Atid merupakan malaikat yang menjaga manusia dan mencatat segala amal perbuatannya selama hidup di dunia. Catatan malaikat ini sebagai bukti yang otentik bagi setiap orang kelak di akhirat. Sebagaimana malaikat-malaikat lain, malaikat Raqib dan malaikat Atid juga mempunyai pembantu malaikat-malaikat lain.

Allah menerangkan bahwa tugas yang dibebankan kepada kedua malaikat ini ialah bahwa tidak ada satu ucapanpun yang diucapkan seseorang tanpa ada disampingnya seorang malaikat (Raqib dan Atid), yang mengawasi dan selalu hadir untuk mencatat amal-amalnya yang berpahala dan amal-amalnya yang menyebabkan dosa.

Meskipun Allah mengetahui setiap perbuatan seseorang dan lebih dekat dari pada nadi seseorang tetapi Allah juga mengutus dua malaikat untuk mencatat segala ucapan dan perbuatan hamba-hambanya.

Allah telah memberikan kenikmatan kepada manusia, sehingga Allah menciptakannya dengan bentuk yang baik dan sempurna. Kemudian Allah memberikan kenikmatan kepada manusia dengan diutusnya dua malaikat penjaga yang selalu menjaga dan mencatat amal-amalnya, agar dapat memberi balasan yang sempurna.

Malaikat Munkar dan Malaikat Nakir bertugas mengajukan beberapa pertanyaan kepada mayat di dalam kubur.

Malaikat Sebagai Ciptaan Allah

Malaikat merupakan makhluk Allah yang diberikan amal namun tidak diberi nafsu. Sehingga malaikat akan selalu taat atas apa pun perintah Allah SWT. Malaikat juga tidak minum, tidak istirahat, dan juga tidak tidur. Dalam tugas menjadi pencatat amal, malaikat konsisten tanpa pernah melanggar perintah Allah.

Malaikat diciptakan untuk mengatur segala urusan sebagaimana di dalam al-Qur’an dikatakan “wa al mudabbirati amra” (qs. AN-Nazi’at 97:4) dan “tanazzalul mala’ikatu warruhu fihaa bi idzni rabbihi min kulli amr” (al-Qadar:97:4), kemudian Allah menciptakannya dengan penuh kekuatan dan masing-masing berfungsi dalam tugasnya. Begitu juga dengan manusia yang Allah pilih sebagai ciptaan yang paling sempurna dibandingkan ciptaan yang lain.

Malaikat adalah makhluk yang mempunyai tugas untuk menguasai alam dalam arti fisik. Pengertian ini menunjukkan bahwa tugas rohani malaikat sebagai perantara/perutusan antara Allah dan manusia. Malak/Malaikat merupakan makhluk yang bertugas menyampaikan sesuatu dari Allah SWT kepada makhluk-makhluk-Nya.

Selain itu, malaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan Allah dari cahaya yang diberi beraneka bentuk oleh Allah serta mempunyai mempunyai sayap berjumlah dua, tiga dan empat, hingga tak terhitung jumlahnya.

Menurut pendapat ulama, malaikat adalah makhluk halus yang diciptakan oleh Allah dari cahaya yang memiliki kekuatan untuk mengubah dirinya menjad makhluk lain, yang taat mematuhi perintah Allah dan sedikit pun tidak pernah membantah atas apa yang telah Allah perintahkan.

Malaikat merupakan makhluk gaib yang hidup dalam kegaibannya dan wajib diimani oleh setiap muslim akan keberadaannya, meskipun tidak diketahui secara hakiki.

Hal ini karena akal manusia bersifat terbatas, sehingga jiwa yang ada pada dirinya tidak dapat diketahui keberadaannya secara pasti. Penciptaan malaikat oleh Allah semata-mata ditentukan oleh Allah sendiri, kondisi semacam ini tidak akan mengurangi kekuasaannya yang telah menjadikan malaikat sebagai wakil-Nya, sebab penciptaan malaikat pada hakekatnya sama halnya dengan penciptaan manusia, ia diciptakan untuk berbakti serta beribadah kepada-Nya

Malaikat dan jin diciptakan lama sebelum Allah menciptakan manusia, meskipun malaikat dan jin hidup dalam alam yang sama tetapi mereka hidup dalam dimensi yang berbeda. Satu sisi malaikat dapat melihat jin akan tetapi jin tidak dapat melihat malaikat, jumlah malaikat juga lebih banyak dari pada jin dan jumlah jin lebih banyak dari pada manusia

Semuanya memiliki selisih sembilan banding satu. Perbandinga 9:1 ini terjadi antara ruh dan malaikat, malaikat dan jin, juga jin dan manusia yang selisihnya lebih banyak jin daripada manusia.